Minggu, 30 Agustus 2015

Mempertebal keimanan dengan kegiatan keagamaan

Peringatan hari-hari besar Islam diisi dengan kegiatan ceramah agama dan hiburan Qosidah merupan kegiatan yang sering dilakukan oleh warga kelurahan gundih seperti kumpulan pengajian Al-Mustaqfirin di wilayah RW. 5 Babadan ini, disamping mengadakan kegiatan yasinan yang diselenggarakan setiap hari minggu oleh ibu-ibu juga mengisi dengan kegiatan qosidah maupun hadrah itu merupakan syiar agama.



Senin, 01 Juni 2015

SENI BUDAYA

Seni budaya khususnya kesenian yang berasal dari daerah wajib untuk dilestarikan seperti kesenian yang ada di Kelurahan Gundih ini.
Kesenian Reog Ponorogo di wilayah RW. 5 maupun Reog Tulunggagung di wilayah RW. 6 di lestarikan oleh warga. Dari anggota warga itu sendiri dari kalangan tua, muda maupun anak-anak ikut andil dalam pelestariannya. Namun sudilah Pemerintah Kota Surabaya membantu dalam kelengkapannya yang kini masih belum terpenuhi, disamping swadaya warga itu sendiri tidak bisa mengandalkan pemasukan dari job luar yang bisa menutup dana pelestariannya.
Banyak iven yang telah diikuti dari penyambutan tamu-tamu, peringatan hari kota surabaya maupun undangan hajatan.


Semoga Kesenian yang ada di Kelurahan Gundih ini dapat lestari dan menjadikan pembinaan generasi dari budaya luar negeri.

Selasa, 17 Maret 2015

KEGIATAN POSYANDU LANSIA



Kegiatan posyandu lansia dan  pemberian makan (PMT) untuk lansia serta pembinaan akan pentingnya menjaga kesehatan khsusnya pengenalan tanaman obat sebagai penggobatan altermatif.
Juga bagaimana menjaga lingkungannya yang disampakan oleh ketua Puskesmas Gundih Dr. Rachmad. Pada acara ini juga dihadiri oleh Camat Bubutan N. Indriyatno, S.sos dalam acara blusukannya memantau kegiatan-kegiatan di wilayah Kecamatan Bubutan. Baliau juga menyampaikan akan pentingnya menjaga kesehatan diwaktu lansia dan kepedulian Pemerintah Kota memperhatikannya dengan membantu bantuan  prasarana maupun sarana untuk menunjang kesehatan para lansia.
Acara ini dihadiri dan dilaksanakan pada hari selasa, 17 Maret 2015 di Gedung Serba Guna RW. V Babadan. Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan – Kota surabaya.

Minggu, 08 Maret 2015

GOTONG ROYONG BERSIH-BERSIH

Rasa kebersamaan ini muncul, karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk meringankan beban yang sedang dipikul. Ini merupakan sikap positif yang harus dilestarikan agar bangsa Indonesia umumnya dan warga pada khusunya menjadi warga yang kokoh dan kuat disegalanya
Gotong royong adalah sikap hidup, cara kerja dam kebiasaan yang sudah dikenal secara turun temurun sejak nenek moyang. Dalam gotong royong orang menyelesaikan sesuatu kegiatan secara bersama-sama dengan saling berbagi tugas dan saling tolong menolong seperti kegiatan yang dilakukan warga RW. V, Kelurahan Gundih ini.



Minggu, 01 Maret 2015

RAPAT BERKALA RW. V BABADAN


Rapat berkala yang diadakan secara rutin setiap bulan yang dihadiri dari pengurus RW dan RT 1 s/d 15, disamping memberi pengarahan juga sebagai tali silahturahmi sesama pengurus. Hal semacam ini sangat perlu dilaksakan guna masyarakat dengan pemerintahan sambung dalam menjalankan pemerintahannya, dimana RT dan RW sebagai penyambung informasi sekaligus pelaksana dilapangan.Agenda yang dibahas pada bulan ini adalah :1. Pemberitahuan agenda kegiatan Kelurahan menghadapi lomba    BBGRM 2015.2. Mengagendakan kerja bakti massal tiap bulan.3. Rencana refresing dengan mengadakan tour semua pengurus RT dan RW.. Tanya jawab tentang kejadian/kesulitan yang dihadapi oleh    masing-masing RT.5. Lain-lain.



Jumat, 13 Februari 2015

CANGKRUAN KAMTIBMAS BERSAMA POLSEK BUBUTAN

Cangkrukan Kamtibmas bersama Polsek Bubutan diadakan balai RW. V, Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan - Kota Surabaya yang dihadiri para ketua RT dan Tokoh Masyarakat dimana Polisi dan warga sebagai mintra untuk keamanan.
Acara ini untuk mencari solusi tentang keamanan dan ketertiban serta ajaran-ajaran yang mengganggu kamtibmas. Daerah-daerah yang rawan akan kejahatan dan jalan-jalan trobosan dibuat pengaman dengan membiuat pintu dan ditutup pada waktu malam. Juga membahas penyelesaian masalah akibat pertikaian warga yang diselesaikan secara musyawarah oleh FKPM didampingi Babinkamtimas yang ditugaskan diwilayah Kelurahan Gundih.


Selasa, 20 Januari 2015

POSYANDU LANSIA



Pengertian Posyandu Lansia
1. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

2. Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60tahun keatas.

Tujuan Posyandu Lansia

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
Masyarakat luas
Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
- Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan
- Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.
- Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.
Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain :
a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.

c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

c. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons

Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia

Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. dan
i. Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia